Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2014

PEMBENTUKAN KATA

PEMBENTUKAN LEBIH LANJUT           Yang dimaksud dengan pembentukan lebih lanjut ialah pembentukan kata turunan melalui proses morfologi bahsa Indonesia dengan kata-kata serapan sebagai bentuk dasarnya. Pembicaraan mengenai lebih lanjut sebenarnya sudah dimulai ketika dibicarakan konfiks peng-an dan ke-an dengan unsur serapan sebagai kata dasarnya.       Kata-kata yang diawali oleh konsonan hambatan tak bersuara /p/,/t/,/k/, dan geseran apiko-alveolar /s/ jika mendapat awalan meng- atau peng- fonem tersebut hilang atau luluh, contohnya: pukul menjadi memukul dan pemukul, tolong menjadi menolong dan penolong, karang menjdai mengarang dan pengarang, susun menjadi menyusun dan penyusun.       Kata-kata serapan diawali dengan konsonan hambatan bilabial tak bersuara /p/ contohnya: paket, parker,potret, piket. Jika mendapat aawalan meng- dan peng- atau peng-an, kata-kta tersebut menjadi memaketkan, memarkir, memotret, dan memiketi; paketan, pemarkiran, pemotretan, pemiketan. Ja

UCAPAN DAN EJAAN

UCAPAN DAN EJAAN A.Ucapan          Pengaruh   ucapan itu sulit dihindarkan oleh siapapun sehingga dapat menjadi suatu ciri yang membedakan ucapan antara orang yang satu dengan yang lain. Misalnya bahasa indonesia yang diucapakan oleh orang yang berasal dari sunda dengan orang yang berasal dari jawa. Tentunya kita dapat mengetahui daerah asal mereka berdasarkan ucapannya. B.Ejaan 1.Pengantar 2.Penulisan Huruf a.Penulisan huruf kapital          Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci. Untuk Tuhan kata gantinya dapat ditulis dengan huruf kapital. Contoh:         Semoga mereka selalu dalam lindungan-Nya                    Hanya kepada Engkau kami memohon perlindungan          Dalam kaitannya dengan nama diri,gelar   kehormatan, keturunan atau keagamaan, juga dapat dituis dengan huruf kapital Contoh:         Nabi Muhammad SAW                    Pangeran Diponegoro          Tentu saja terpisah dari