Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai transportasi umum. Kita tahu bahwa transportasi merupakan alat penunjang kelancaran pekerjaan manusia, banyak sekali manfaat dari adanya transportasi misalnya untuk pergi bekerja, pergi ke sekolah, mengantar barang dan masih banyak pekerjaan lain yang membutuhkan waktu yang lebih efisien untuk tiba ditujuan. Oleh karena itu, di negara manapun transportasi itu sangat sekali dibutuhakan bukan hanya dari segi waktu, tetapi juga untuk menjalin hubungan yang baik antar sesama dan negara.
Di negara Indonesia sendiri, telah ada transportasi sejak dulu hingga sekarang. Di Jakarta misalnya, banyak sekali kendaraan bertebaran dimana-mana. Oleh sebab itu, timbul masalah seperti kemacatan yang mengganggu aktivitas manusia itu sendiri. Masalah tersebut telah ditanggapi oleh pemerintah dengan adanya transportasi massal seperti bus, angkot dan lain-lain. Namun, masih terdapat masalah dalam pelaksanaanya.
Pada hari Senin 16 Desember 2013, sebuah bus bianglala 44 dengan rute Senen-Ciledug terbakar di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat sekitar pukul 09.30 WIB. Peristiwa tersebut tentu saja menambah buruk wajah transportasi massal di ibu kota. Bus bernopol B 7021 IW itu terbakar saat mengangkut sekitar 40 penumpang. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat peristiwa itu.
Saat bus terbakar baik kernet maupun sopir bus tersebut terlihat sibuk menelepon. Setelah api dipadamkan, dua awak bus tersebut langsung dibawa polisi. "Saya mau ke kawasan Jalan Imam Bonjol, namun setelah terbakar tidak ada yang bertanggungjawab," tutur pegawai slah satu BUMN ini. Didi Rohbadi, 37, sopir bus Bianglala, mengatakan, dia tidak mengetahui penyebab muncul percikan api. Dia hanya mendengar perintah untuk keluar dari bus ketika Tukino,52,keneknya, berteriak ada api di bagian belakang. "kemungkinan kebakaran kebakaran tersebut berasal dari freon AC di bagian belakang,"tuturnya.
Kebakaran bus ini dinilai menunjukan manajemen pemeliharaan angkutan umum di Jakarta masih buruk. Ketua DPD Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Safruhan mengungkapkan, kebakaran bus ini sejatinya sudah tidak boleh terjadi lagi di Ibu Kota. Sebagai kota yang memiliki operator angkutan umum, penyediaan jasa perjalanan ituharus dipelihara dengan baik agar tidak merugikan banyak pihak. Selain itu penumpang, peristiwa itu juga merugikan operator dan awak bus. Dua pihak ini memiliki ketergantungan langsung terhadap armada bus tersebut.
Pengusaha kehilangan aset dan harus mengelurkan banyak uang untuk perbaikan dan awak bus kehilangan pendapatan dari kejadian tersebut. Semoga tidak terjadi kembali kejadian yang merugikan banyak pihak itu. Untuk itu, transportasi harus diperiksa kelayakannya setiap hari, dan dipelihara agar tidak cepak rusak dan untuk kenyamanan juga keselamatan penumpang serta awak armada itu sendiri.
Semoga tulisan ini dapat menambah informasi dan membuka pikiran kita untuk terus peduli terhadap keselamatan orang lain.
Comments
Post a Comment